PENGARUH VARIASI KADAR AIR PENGECORAN LOGAM PROPELLER KAPAL NELAYAN TERHADAP NILAI KEKERASAN

Authors

  • Moh fadil Universitas Muhammadyah Jember
  • Kosjoko
  • Nely Ana Mufarida

DOI:

https://doi.org/10.57203/jinggo.v3i1.2024.%25p

Keywords:

Pengecoran, sand casting, uji kekerasan

Abstract

Pengecoran salahsatu proses manufaktur yang mana menghasilkan produk degan bentuk sesuai kebutuhan dan bahan materialnya dapat mengasilkan nilai kekerasan yang tinggi. Pada metode pengecoran ini menggunakan Sand Casting, proses ini banyak digunakan karea tergolong sederhana. Proses pembuatan cetakan ini menggunakan kadar air yang berbeda diantaranya yaitu 8%, 10%, dan 12 %, dan untuk pasir silika 90 % dan bentonit nya 10%. Pada penelitian ini menggunakan 3 (tiga) variasi kadar air yang diguanakan, dan proses peleburan logam kurang lebih 8500 c dan menggunakan bahan aluminium. Pada setiap material uji berbeda beda kadar airnya dan material ini di uji kekerasan setiap material dan setiap daun propeller. Pada Analisa uji kekersan tertinggi dengan menggunakan kadar air 8% dengan nilai uji kekerasan 82 HRB dan nilai terendah dengan menggnakan kadar air 12% dengan nilai uji kekerasan 67 HRB. Analisa ini menyimpulkan bahwa pada penelitian yang telah dilaksanakan sekamin banyak kadar air pada cetakan maka menghasilkan nilai uji kekerasan rendah, dan sebaliknya semakin sedikit kadar air pada cetakan maka menghasilkan nilai uji kekerasan tinggi.

References

[1] Jin, Z., Wang, P., Dong, H., An, X., Xia, H. Numerical prediction of ducted propeller performance based on a BEM–RANS coupling method. Ocean Engineering. 271 (2023). 113761. https://doi.org/10.1016/j.oceaneng.2023.113761

[2] Shreyash, G., Aditya, P., Shashank, S., Dheeraj, A. Performance Analysis and Enhancement of Marine Propeller. International Journal of Engineering Research and. V9. (2020). 10.17577/IJERTV9IS020020

[3] Endrawan, T., Dionisius, F., Sifa, A., Kusuma., B.H. Analisis Perbedaan Tinggi Sprue Pada Top Gating System Untuk Pengecoran Propeller Yang Bermaterial Paduan Alumunium Dari Limbah Propeller Perahu. Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar. (2019). pp. 28-35.

[4] Budiyono, S. (2013). Perbandingan Kualitas Hasil Pengecoran Pasir Cetak Basah dengan Campuran Bentonit 3% dan 5% pada Besi Cor Kelabu. Skripsi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

[5] Tarkono, Harnowo, S., & SewandonoD. (2013). Pengaruh Variasi Abu Sekam dan Bentonit pada Cetakan Pasir Terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Hasil Coran Alumunium AA 1100. JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013.

[6] Al-si, P. L. P. (2020). Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. 02(November), 291–300.

[7] Tata Surdia M.S.; Chijiiwa, Kenji. (1976.). Teknik pengecoran. Jakarta: Pradnya Paramita.

[8] I. Astika, D. Putra Negara, and M. Agus Susantika, Pengaruh Jenis Pasir Cetak dengan Zat Pengikat Bentonit Terhadap Sifat Permeabilitas dan Kekuatan Tekan Basah Cetakan Pasir (Sand Casting),” J. Energi Dan Manufaktur, vol. 4, no. 2, pp. 132–138, 2010.

[9] Bhirawa WT, Studi P, Industri T, Suryadarma U. Proses Pengecoran Logam Dengan Menggunakan Sand Casting. J Tek. 2013;4(1):31-41.

[10] Syah, K. Desain Gating System dan Parameter Proses Pengecoran untuk Mengatasi Cacat Rongga Poros Engkol. Jurnal Teknologi Rekayasa, Vol. 2 (2017) pp. 55-62.

Published

29-04-2025